Selasa, 09 September 2014

Proses Kreatif Seorang Penulis – Dara Prayoga


Handita Fajaresta
14140110028


LANDAK YANG GAUL DAN KREATIF

Dara Prayoga, lahir pada 7 Januari 1992. Penulis yang sering disebut dengan panggilan Landak Gaul ini sudah mengeluarkan 2 buah buku, yaitu “Analogi Cinta Sendiri” (Bukune, Agustus 2012) dan “Analogi Cinta Berdua” (Bukune, Juni 2014). Tak hanya gemar menulis, ia juga menyukai olahraga basket dan sekarang sedang menjadi Managing Editor di Nyunyu.com. Alasan Dara di panggil Landak? Ya karena rambutnya yang seperti landak.

Sejak kapan Dara Prayoga tertarik untuk menjadi Penulis?
            Dara Prayoga mulai tertarik menjadi seorang penulis sejak pertengahan 2008. Saat  mencari komik Naruto di sebuah toko buku, ia menemukan sebuah novel karya Raditya Dika. Novel tersebut adalah novel pertama yang Dara beli sekaligus baca.
Kesan pertama yang telintas di pikiran Dara adalah "Apa banget sih ini, ceritanya nggak jelas banget, kehidupan sehari-hari dia tapi lucu! Gue mau juga deh buat itu".
Dia membaca tulisan – tulisan Raditya Dika yang ada di blog. Selang beberapa waktu, Dara pun membuat sebuah blog. Blog tersebut ditulis dengan cerita kehidupan sehari-hari yang kemudian ia kemas sesuai sudut pandangnya. Ternyata setelah dilihat semakin lama semakin banyak juga pembacanya. Kemudian Dara membuat twitter, lalu sering menumpahkan pikirannya sehingga karyanya semakin banyak dibaca.
Apa yang biasa Dara lakukan untuk memunculkan ide?
            Dara menuturkan bahwa ide–ide tulisannya biasa muncul karena melihat dan mengalami hal yang aneh di kehidupan sehari-hari dari lingkungan sekitar. Entah kenapa pikiran Dara selalu jahil mengomentari dalam hati setiap melihat sesuatu. Biasanya ‘jahil’ yang menurut Dara bagus dan bisa dikembangkan, ia catat untuk dijadikan tulisan di kemudian hari.

Dara Prayoga


Siapa yang menginspirasi Dara untuk menjadi penulis?
            Yang menginspirasi Dara untuk menjadi seorang penulis adalah Raditya Dika, seperti yang ada diawal tulisan. Lalu ia menambahkan perbendaharaan referensinya. Penulis Indonesia yang menginspirasinya antara lain, Adhitya Mulya, Hilman, dan Ajahn Brahm. Junot Diaz dan Ellen DeGeneres adalah penulis luar negeri yang menginspirasinya.

Bagaimana proses kreatif Dara Prayoga?
            Semua itu ada prosesnya. Tidak mungkin langsung senang. Ada proses pahit yang harus dilewati. Contohnya diolok tidak jelas, dibilang garing, tapi asalkan ingin tetap berusaha dan yakin pasti bisa. Kuncinya adalah konsisten.

Salah satu modal penting yaitu ‘jahil’ tadi. Kita tidak boleh menerima sesuatu terlalu apa adanya, harus selalu kritis mempertanyakan dari mana asalnya sesuatu dan kenapa bisa begitu. 
Banyak cara untuk mengenal dan melihat karya Dara Prayoga, langsung saja cek berbagai media sosialnya, antara lain:


Sekian kata-kata ini saya rangkai supaya lebih nyaman dibaca. Mohon maaf apabila ada kata-kata yang kurang berkenan dan tidak sesuai.
Semoga tulisan ini bermanfaat ya. Mari berkarya, jangan lupa kreatif teman.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar